STEM SEL
PENDAHULUAN
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi, mau tidak mau
terus berdampak pada perkembangan terhadap ilmu-ilmu yang lainnya, salah
satunya di bidang biologi molekuler dan kedokteran. saat ini di bidang biologi
molekuler khususnya imunologi adalah pengembangan sel induk, yang biasa disebut
stem sel atau sel punca.
Para ahli saat ini
telah mulai menengok dan meneliti kemungkinan penggunaan sel punca untuk mengobati penyakit-penyakit
atau kelainan-kelainan yang tak mungkin
lagi untuk diobati dengan obat-obatan atau tindakan operatif, khususnya
penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti trauma, keganasan dan
sebagainya. Selain itu sel punca juga digunakan dalam penelitian untuk mencari
obat-obat baru pada tingkat laboratorium maupun untuk mempelajari patogenesis
penyakit. Tentu saja penelitian, penggunaan dan pengembangan sel punca ini
tidak terlepas dari potensi nilai bisnis yang akan diraih manakala sel punca
ini sudah dapat digunakan untuk mengobati penyakit atau kelainan pada penderita
dan ditemukannya obat-obatan baru.
DEFINISI
Sel punca (Stem
cell) adalah sel yang tidak/belum terspesialisasi yang mempunyai
kemampuan/potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik
yang membentuk berbagai jaringan tubuh.
SEJARAH
Perkembangan pengetahuan tentang sel punca tentunya tidak
terlepas dari penemuan-penemuan oleh para ahli dalam bidang kesehatan dan
kedokteran. Beberapa penemuan yang
spektakuler mengilhami penemuan sel punca antara lain :
a.
Sejak tahun 1970 an transplantasi sumsum tulang telah
dilakukan untuk mengobati penderita defisiennsi imun dan leukemia.
b.
Tahun 1990 : Para peneliti untuk pertama kalinya
mengekstraksi sel-sel punca dari embrio manusia.
c.
Tahun 1998 : James Thomsom (University Wisconsin-Madison)
mengisolasi sel punca dari masa sel-sel dalam dari embrio sangat muda,dan mengembangkan
trah sel punca embrionik manusia untuk pertama kalinya.
d.
Tahun 1999 : Keberhasilan pertama transplantasi sel-sel
penghasil insulin manusia dari kadaver
e.
Tahun 2001 : Presiden Bush membatasi pendanaan pemerintah
untuk penelitian sel punca manusia.
f.
Tahun 2002 : Juvenile Dibetes Research Foundation
International berupaya menghimpun dana sebesar 20 juta dolar untuk membantu
penelitian sel-sel punca.
g.
Tahun 2003 : California menyetujui penelitian sel-sel
punca.
h.
Tahun 2004 : Penelitian dari Universitas Havard
menumbuhkan sel-sel punca dari embrio dengan dana swasta.
KARAKTERISTIK SEL PUNCA
Sel
punca (Stem Cell) berbeda dengan jenis sel lain yang terdapat dalam tubuh.
Semua sel punca tanpa memandang asal sumbernya, mempunyai sifat umum yang sama
yaitu
1.
Differensiasi (Differentiate)
yaitu kemampuan untuk berkembang menjadi sel lain. Sel punca mampu berkembang
menjadi berbagai jenis sel yang khas (spesifik) misalnya sel saraf, sel otot
jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain
2.
Regenerasi (Self regenerate/self
renew) yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya
sendiri. Sel punca mampu membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya
melalui pembelahan sel.
JENIS-JENIS SEL PUNCA
a. Berdasarkan potensi atau kemampuan untuk berdiferensiasi
sel punca dapat di bedakan menjadi :
- Totipotent yaitu sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Yang termasuk dalam sel punca totipotent adalah zigot. Sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk
|
satu individu yang
utuh. Disamping mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai sel pada embrio
sel totipotent juga dapat membentuk sel-sel yang menyusun plasenta.
- Pluripotent
yaitu sel punca yang dapat
berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan
endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik seperti
plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cell pluripotent adalah
embryonic stem cell
|
Multipotent yaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis sel misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah seperti
eritrosit, lekosit dan trombosit. Contoh lainnya
adalah neural stem cells yang mempunyai kemampuan berdifferensiasi menjadi sel
saraf dan sel glia.
|
- Oligopotent
yaitu sel punca yang mampu berdiferensiasi menjadi sedikit jenis sel.
Contoh sel punca dewasa meloid dan limfoid.
- Unipotent
yaitu stem cells yang
hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Berbeda dengan non stem cells, stem
cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi diri
(self-regenerate/self renew) Contohnya erythroid progenitor cells hanya
mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah.
b. Berdasarkan
sumbernya sel punca di bedakan menjadi :
1 1. Zygote Yaitu pada tahap sesaat setelah
sperma bertemu dengan sel telur.
2. 2. Embryonic
stem cell yaitu sel
yang diambil dari inner cell mass dari suatu blastosis (embrio yang
terdiri dari 50 ¬ 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem
cell. biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in
vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik pengambilan
embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio tersebut, sehingga dapat
terus hidup dan bertumbuh. Untuk masa depan hal ini mungkin dapat mengurangi
kontroversi etis terhadap embryonic stem cell.
|
- Stem cell darah tali pusat
yaitu stem
cell yang diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi
lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoetic stem
cells dan ada yang menggolongkan kedalam adult stem cells. Sampai saat ini ada 2 tipe stem cells
yang telah ditemukan dalam darah tali pusat yaitu hematopoetic stem cells,
dan mesenchymal stem cells. Selain kedua jenis stem cells tersebut di
dalam darah tali pusat masih ada beberapa tipe lain yang telah ditemukan
seperti neuron like stem cells, tetapi hal ini masih memerlukan penelitian
lebih lanjut5. Darah tali pusat mempunyai immunogenicity yang
lebih rendah6, isolasinya tidak membutuhkan prosedur yang
invasif dan untuk transplantasi tidak membutuhkan 100% ketepatan HLA
(human leucocyte antigen)
5.
Adult
stem cell. yaitu sel
yang diambil dari jaringan dewasa, antara lain dari: Sumsum tulang.
·
Sel
punca sumsum tulang terdiri atas :
a. hematopoietic stem cell. Sel punca
yang akan berkembang menjadi berbagai jenis sel darah seperti : eritrosit,
limfosit B, limfosit T, neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, dan makrofag.
b.
stromal stem cells
atau disebut juga mesenchymal stem cell yang berdiferensiasi menjadi berbagai
jenis sel seperti : osteosit (sel tulang), khondrosit, dan jaringan pengikat
lain.
·
Jaringan
lain pada dewasa seperti pada: - susunan saraf pusat - adiposit (jaringan
lemak) - otot rangka - pankreas Adult stem cell mempunyai
sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan
jaringan asalnya, adult stem cell juga dapat berdiferensiasi menjadi sel
jaringan lain. Misalnya: neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah, atau
stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung,
dan sebagainya.
Adult stem cell mempunyai sifat
plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan
asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel jaringan lain,
misalnya neural stem cells dapat berubah menjadi sel darah, stromal stem cell
dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung dan sebagainya.
|
PERAN SEL PUNCA
DALAM BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Sel punca dapat berperan dalam
bidang penelitian maupun pengobatan. Sampai saat ini penelitian terhadap sel
punca dalam mengatasi berbagai penyakit masih terus dikembangkan. Penggunaan
sel punca dalam bidang kedokteran dan kesehatan dibedakan menjadi penggunaan
dalam riset dan penggunaan untuk terapi medis (Cell Based Therapy).
Beberapa peran sel punca dalam riset antara lain :
1.
Terapi
gen.
Stem
cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell) digunakan sebagai alat pembawa
transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah
stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan
karena stem cell mempunyai sifat self-renewing, maka pemberian pada terapi gen
tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell juga
dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut
dapat menetap di berbagai macam sel.
2. Mengetahui proses biologis.
yaitu
perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat
dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.
3. Penemuan dan pengembangan obat baru.
yaitu
untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan.
4. Terapi sel berupa replacement
therapy.
Oleh
karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan
petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu
organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat
ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani
penyakit-penyakit tertentu.
Beberapa peran sel punca dalam terapi medis (Cell Based
Therapy) antara lain :
1. Penyakit autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyakit
yang ditimbulkan akibat respon imun yang berlebihan, sehingga menyerang sel-sel
tubuh itu sendiri. Misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1.
Setelah diinduksi oleh growth factor agar hematopoietic stem cell
banyak dilepaskan dari sumsum tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell
dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh
diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur
yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah
itu hematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi
dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur
sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.
2. Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif merupakan
penyakit yang menyerang fungsi atau struktur tubuh seiring dengan berjalan
waktu. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit
Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga
bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell
setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar stem
cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan
sel-sel yang telah rusak atau mati akibat penyakit degenerative.
3. Penyakit keganasan
Prinsip terapi stem cell
pada penyakit keganasan sama dengan penyakit autoimun. Hematopoietic stem
cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali pusat telah
lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya
Beberapa contoh
terapi medis dangan menggunakan sel punca :
1. Terapi sel punca untuk Diabetes
Pada diabetes, terjadi kekurangan
insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi
sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada
awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau
Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar
sehingga diperlukan sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang
dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin.
Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di
Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam
jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya.
Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau
Langerhans pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya
tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah
dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus,
dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk
menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam produksi insulin, sehingga
dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.
2. Terapi sel punca untuk Skin
Replachement
Dengan bertambahnya pengetahuan
mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari
keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini
memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah
penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena
ataupun luka bakar.
Dengan
bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat
epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal
ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah
penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena
ataupun luka bakar.
3. Terapi sel punca untuk penyakit
Parkinson
Pada penyakit Parkinson, didapatkan
kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik.
Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus.
Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala
gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan
dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian
dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung
neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak
penderita Parkinson berat dan dipantau dengan alat PET (Positron Emission
Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji
standar untuk menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron dopamin
yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan bermakna ini tampak pada
penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang
ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan
4. Terapi sel punca untuk penderita
penyakit Stroke
Dahulu dianggap bahwa sekali terjadi
kematian sel pada stroke, maka akan menimbulkan kecacatan tetap karena sel otak
tidak mempunyai kemampuan regenerasi. Tapi anggapan berubah setelah para pakar
mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan mengenai stem
cell yang berkembang pesat belakangan ini. Beberapa penelitian dengan
menggunakan stem cell dari darah tali pusat manusia yang diberikan intravena
kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Ada pengurangan volume lesi sebanyak 40% dan adanya kemampuan
kembali ke 70% fungsi normal. Terdapat pemulihan fungsional pada kelompok yang
ditransplantasi stem cell dari darah tali pusat dibandingkan dengan kelompok
kontrol dan tampak stem cell dari darah tali pusat bermigrasi masuk ke otak.
Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cell (MSC) dari sumsum tulang
autolog yang diberikan intravena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki
outcome yang dinilai dari parameter . Saat ini pengembangan stem sell adalah
untuk pengobatan dimasa depan,
5. Terapi sel punca untuk penyakit
Jantung
Penelitian
yang diusung oleh Strauer dkk berupa pencangkokan mononuclear bone marrow
cell autolog ke dalam arteri yang mengalami infark pada saat PCTA enam
hari setelah infark miokard akut pada kelompok kasus, dan tanpa pencangkokan
pada kelompok kontrol. Hasilnya berupa area infark yang mengecil serta volume
stroke, left ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area
infark, dan perfusi miokard yang lebih baik pada kelompok kasus daripada pada
kelompok kontrol.
Keuntungan dan Kerugian Menggunakan
Jenis Stem sel Tertentu dalam Cell-based Therapy
a. Embryonic stem
cell:
Keuntungan :
1. Mudah didapat dari klinik
fertilitas.
2. Bersifat pluripoten sehingga dapat
berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.
3. Immortal. Berumur panjang, dapat
berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.
4. Reaksi penolakan rendah
Kerugian :
1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya
setiap kontaminasi dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan
kanker.
2. Selalu bersifat allogenik sehingga
berpotensi menimbulkan penolakan.
3. Secara etis sangat
kontroversial.
b.
Umbilical Cord blood Stem Cell (Sel punca dari darah tali pusat)
Keuntungan
:
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank
darah tali pusat).
2. Siap pakai, karena telah melalui
tahap prescreening, testing dan pembekuan.
3. Kontaminasi virus minimal
dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
4. Cara pengambilan mudah, tidak
berisiko atau menyakiti donor.
5. Risiko GVHD (graft-versus-host
disease) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum
tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak
sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching
lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.
Kerugian
:
1. Kemungkinan terkena penyakit
genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir
sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.
2. Jumlah stem cell relatif terbatas
sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan resipien
dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan berbanding
lurus dengan usia, berat badan dan status penyakit.
c. Adult stem cell
(Sel punca dewasa)
Keuntungan :
1. Dapat diambil dari sel pasien
sendiri sehingga menghindari penolakan imun.
2. Sudah terspesialisasi sehingga
induksi menjadi lebih sederhana.
3. Secara etis tidak ada masalah.
Kerugian
:
1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang
ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit pendapatkan adult stem cell dalam
jumlah banyak.
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic
stem cell.
3. Bersifat multipoten, sehingga
diferensiasi tidak seluas embryonic stem cell yang bersifat pluripoten.
Bioetika Pada Penelitian Sel Punca (Stem Cell)
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan sel punca
embrionik (embryonic stem cell) dalam bidang kedokteran amat besar, namun
sumber sel punca embrionik ini merupakan masalah etika yang perlu mendapat
perhatian.
Berkembangnya penelitian stem cell dan penggunaan stem
cell dalam upaya untuk mengobati penyakit pada manusia akan mengakibatkan
timbulnya masalah dalam hal etik. Hal utama terkait dengan masalah etik adalah
sumber stem cell tersebut. Berbagai masalah etika yang perlu dipikirkan adalah
1.
Apakah penelitian embrio
manusia secara moral dapat dipertanggung jawabkan?
2.
Apakah penelitian embrio
yang menyebabkan kematian embrio merupakan pelanggaran terhadap hak azasi manusia
(HAM) dan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup?
3.
Apakah penyalah gunaan
dapat diketahui dan dikendalikan?
4.
Apakah penggunaan embrio
sisa proses bayi tabung pada penelitian diperbolehkan?
5.
Apakah penelitian khusus
membuat embrio untk digunakan diperbolehkan?
Isu bioetika utama dalam penelitian dan
penggunaan stem cell adalah penggunaan stem cell embrio terutama tentang sumber
sel tersebut yaitu embrio. Sumber embrio adalah hasil abortus, zigot sisa IVF
dan hasil pengklonan. Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell
merupakan isu yang sangat menimbulkan kontroversi. Hal ini terkait dengan isu
”awal kehidupan” dan penghormatan terhadap kehidupan. Pengklonan embrio manusia
untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan dengan
pengklonan manusia yang ditentang oleh semua agama.
Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi
kerusakan pada embrio dan menyebabkan embrio tersebut mati. Adanya anggapan
bahwa embrio berstatus sama dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat
diterima
Perdebatan yang cukup ramai adalah mengenai
status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia atau
sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi manusia atau sebagai jaringan
hidup tubuh lainnya. Lebih jauh lagi apakah embrio yang berkembang dianggap
sebagai mahluk hidup.
Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus
zigot pembuatan bayi tabung sendiri.
juga menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang
surplus zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian. Sebaliknya
ada juga yang berpendapat bahwa sisa itu harus dipelihara hingga zigot itu
mati.
Rujukan
1.
Subowo.Biologi Sel.Edisi
6.Jakarta.Sagung Seto.2010
2.
Stem Cell Wikipedia -
http://en.wikipedia.org/wiki/Stem_cell
3.
Stem Cells for Cell-Based Therapies,
Lauren Pecorino .
American
4.
Stem Cell Therapy . Research in focus - MRC (Medical
Research
F2-S-Cord Blood Stem Cell
Transplantation .
Leukemia & Lymphoma
5.
Stem Cell Wikipedia -
http://en.wikipedia.org/wiki/Stem_cell
6.
Stem Cells for Cell-Based Therapies,
Lauren Pecorino American Stem Cells for
Cell-Based Therapies, Lauren Pecorino
American
7.
Stem Cell Therapy . Research in focus - MRC (Medical
Research
Council)
8.
Therapeutic Use of Cell Nuclear
Replacement: Therapeutic Cloning .
R esearch in focus - MRC (Medical
Research Council)
9.
http://www.csa.com/discoveryguides/stemcell/overview.php
Autologous mesenchymal stem cell transplantation in stroke
patients.
Ann.
Neurol. 2005 Jun;57(6):874-82
10.
http://www.reeve.uci.edu/anatomy/stemcells.php.Cermin
Dunia Kedokteran No. 153, 2006
11.
Prayogo R, Wijaya MT, Kultur dan potensi stem cells dari
darah tali pusat. Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 26-28